Proses
terjadinya system lapisan-lapisan dalam masyarakat dapat terjadi dengan
sendirinya, atau sengaja disusun untuk mengejar tujuan bersama. Proses
pelapisan sosial dalam masyarakat dengan sendirinya berangkat dari kondisi
perbedaan kemampuan antar individu-individu atau anatar kelompok sosial,
contohnya sekelompok orang yang memiliki kemampuan lebih dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, tentunya akan menempati strata sosial yang lebih tinggi
dari pada kelompok yang memiliki sedikit kemampuan. Stratifikasi ini bersifat
dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas
melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh: 1. Seorang
miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya. 2. Seorang yang
tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan
usaha. Dalam struktur seperti itu, biasanya struktur sosial lebih terbuka
sehingga membuka peluang bagi siapa saja untuk meraih status sosial ekonomi
sesuai dengan tujuan masing-masing, beberapa contoh model ini adalah:
1. Stratifikasi berdasarkan Jenjang Pendidikan
(education stratification)
Jenjang seseorang
biasanya memperngaruhi setatus sosial seseorang di dalam struktur sisialnya.
Seseorang yang berpendidikan tinggi hingga bergelar Doktor tentunya akan
bersetatus lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang lulusan SD.
Gejala ini biasanya di
kaitkan dengan profesi atau perkerjaan yang dimiliki seseorang. Tingkat
senioritas dalam berbagai lembaga perkerjaan biasanya di tentukan berdasarkan
tingkat tenggang waktu berkeja dan jenjang kepangkatan atau golongan yang lazi
sering disebut dengan jabatan. Biasanya jabatan seseorang dalam suatu lembaga
perkerjaan ditentukan oleh tingkat keahlian dan tingkat pendidikannya, artinya
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang dan keahlian seseorang, maka akan
semakin tinggi juga jabatan yang disandangnya. Karena system lapisan sosial
seperti ini bersifat terbuka, maka bagi siapa saja bisa menempati status sosial
yang relative dianggap lebih mapan asal mereka mempunyai kemampuan dan usaha
yang gigih.
2. Stratifikasi di bidang Perkerjaan
Berbagai jenis perkerjaan
juga berpengaruh pada system pelapisan sosial. Anda tuntu sering memiliki
penilaian bahwa orang yang berprofesi sebagai panrik becak, kuli bangunan,
buruh pabrik dan para pekerja kantoran yang berpakaian bersih, berpenampilan
rapi, berdasi dan mengendari mobil, selalu membawa Hp tentu memiliki perbedaan
status sosial dalam masyarakat. Para pekerja kantoran akan memiliki status
sosial yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang berprofesi
sebagai penarik becak. Pola seperti ini juga bersifat terbuka artinya system
pelapisan sosial seperti ini membuka peluang bagi siapa saja yang memiliki
kegigihan dalam usaha untuk meraihnya termasuk anda.Gejala ini hampir ada
diseluruh penjuru dunia. Yang paling mudah di identifikasi di dalam struktur
sosial adalah didasarkan pada besar kecilnya penghasilan dan kepemilikan
benda-benda materi yang sering disebut harta benda. Indikator antara kaya dan
miskin juga mudah sekali di identifikasi, yaitu melalui pemilikan sarana hidup.
Orang kaya perkotaan dapat dilihat dari tempat tinggalnya seperti di kawasan
real estate elite dengan rumah mewahnya yang dilengkapi dengan taman, kolam
renang, memiliki mobil mewah dan benda-benda berharga lainnya. Sedangkan
kelompok masyarakat miskin berada dikawasan marginal (pinggiran), hidup di
pemukiman kumuh, tidak sehat, kotor, dan sebagainya. Adapun orang kaya
perdesaan biasanya diidentifikasi dengan kepemilikan jumlah lahan pertanian,
binatang ternak, kebun yang luas dan sebagainya.
Beberapa teori yang
dikemukakan :
1. Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
2. max weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
3. Cuber: Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda. Stratifikasi sosial adalah demensi vertikal dari struktur sosial masyarakat, dalam artian melihat perbedaan masyarakat berdasarkan pelapisan yang ada, apakah berlapis-lapis secara vertical dan apakah pelapisan tersebut terbuka atau tertutup.
4. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan.
1. Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
2. max weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
3. Cuber: Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda. Stratifikasi sosial adalah demensi vertikal dari struktur sosial masyarakat, dalam artian melihat perbedaan masyarakat berdasarkan pelapisan yang ada, apakah berlapis-lapis secara vertical dan apakah pelapisan tersebut terbuka atau tertutup.
4. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan.
Dasar-Dasar Pembentukan Pelapisan Sosial
Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan
sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati
lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.
Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik
(kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter,
insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun
sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang
disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya,
sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk
memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah
palsu dan seterusnya.
Ukuran Kekuasaan dan
Wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang
paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam
masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran
kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai
orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat
mendatangkan kekayaan.
Ukuran Kekayaan
Kekayaan (materi atau
kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam
lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak
mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian
pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke
dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada
bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara
berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan dapat
terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani
atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial
masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional,
biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada
masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi
luhur.
*NOTE : Tugas 3
*NOTE : Tugas 3
0 Comment:
Post a Comment