Panglima militer Israel, Letnan Jenderal Benny Gantz, tidak yakin Iran bakal membuat bom atom seperti yang dicurigai sejumlah pihak, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Bahkan Gantz berharap agar para pemimpin yang curiga itu bersikap "sangat rasional" atas isu nuklir Iran.
Komentar Gantz itu dimuat harian sayap kiri Israel, Haaretz, edisi 25 April 2012, demikian ungkap kantor berita Reuters. Pernyataan Gantz ini bertolak belakang dengan sikap para petinggi negara zionis, termasuk PM Netanyahu, yang merasa Iran sewaktu-waktu siap membuat senjata pemusnah massal sehingga harus dicegah, bila perlu dengan serangan militer.
"Iran memang selangkah demi selangkah menuju ke tahap di mana mereka akan mampu memutuskan apakah membuat bom nuklir. Namun belum diputuskan apakah mereka akan melangkah lebih lanjut," kata Gantz.
Pemerintah Iran sendiri berkali-kali menyatakan bahwa teknologi nuklir yang mereka kembangkan hanya untuk tujuan damai, seperti penelitian dan pembangkit listrik. Namun klaim itu tidak dipercaya Israel, AS, dan negara-negara Barat lainnya sehingga mereka berkali-kali menjatuhkan sanksi ekonomi dan keuangan kepada Iran.
Bagi Gantz, pemimpin Iran akan membuat kesalahan besar bila sampai memutuskan ingin membuat senjata nuklir. "Menurut saya, pemimpin Iran tidak akan melangkah sejauh itu," kata Gantz.
Shannon Kile, pakar proliferasi nuklir di Stockholm International Peace Research Institute, mengatakan bahwa penilaian Gantz mengenai sikap rasional Iran atas isu nuklir itu merupakan pernyataan yang menarik.
"Semoga akan terjadi peredaan kemungkinan menggelar serangan atau aksi militer apapun untuk saat ini," kata Kile. Bahkan mantan pejabat intelijen Israel, Meiir Dagan, menilai bahwa opsi serangan militer atas reaktor nuklir Iran merupakan ide yang konyol.
AS hingga kini masih menganggap aksi militer sebagai salah satu opsi. Namun, kalangan pejabat di Washington menyatakan bahwa aksi militer atas Iran bisa memperburuk situasi.
Komentar Gantz itu dimuat harian sayap kiri Israel, Haaretz, edisi 25 April 2012, demikian ungkap kantor berita Reuters. Pernyataan Gantz ini bertolak belakang dengan sikap para petinggi negara zionis, termasuk PM Netanyahu, yang merasa Iran sewaktu-waktu siap membuat senjata pemusnah massal sehingga harus dicegah, bila perlu dengan serangan militer.
"Iran memang selangkah demi selangkah menuju ke tahap di mana mereka akan mampu memutuskan apakah membuat bom nuklir. Namun belum diputuskan apakah mereka akan melangkah lebih lanjut," kata Gantz.
Pemerintah Iran sendiri berkali-kali menyatakan bahwa teknologi nuklir yang mereka kembangkan hanya untuk tujuan damai, seperti penelitian dan pembangkit listrik. Namun klaim itu tidak dipercaya Israel, AS, dan negara-negara Barat lainnya sehingga mereka berkali-kali menjatuhkan sanksi ekonomi dan keuangan kepada Iran.
Bagi Gantz, pemimpin Iran akan membuat kesalahan besar bila sampai memutuskan ingin membuat senjata nuklir. "Menurut saya, pemimpin Iran tidak akan melangkah sejauh itu," kata Gantz.
Shannon Kile, pakar proliferasi nuklir di Stockholm International Peace Research Institute, mengatakan bahwa penilaian Gantz mengenai sikap rasional Iran atas isu nuklir itu merupakan pernyataan yang menarik.
"Semoga akan terjadi peredaan kemungkinan menggelar serangan atau aksi militer apapun untuk saat ini," kata Kile. Bahkan mantan pejabat intelijen Israel, Meiir Dagan, menilai bahwa opsi serangan militer atas reaktor nuklir Iran merupakan ide yang konyol.
AS hingga kini masih menganggap aksi militer sebagai salah satu opsi. Namun, kalangan pejabat di Washington menyatakan bahwa aksi militer atas Iran bisa memperburuk situasi.
"Apa yang dinyatakan Gantz itu sejalan dengan pandangan dari para petinggi militer dan komunitas intelijen AS," kata pengamat dari Carnegie Endowment for International Peace, George Perkovich. "Yang menarik adalah mengapa dia mengutarakannya secara lugas," lanjut Perkovich.
0 Comment:
Post a Comment